Peningkatan Kapasitas Umat Beragama Agama Budha Kabupaten Bantul Tahun 2025 dengan Tema ”Mewujudkan Keluarga Hittasukhaya ”

Jumat, 22 Agustus 2025 Bagian Kesejahteraan Rakyat melaksanakan kegiatan Peningkatan Kapasitas Umat Beragama Agama Budha Kabupaten Bantul Tahun 2025 dengan Tema ”Mewujudkan Keluarga Hittasukhaya ”, acara bertempat di Warong Omah Sawah Bantul. Acara dihadiri oleh Kepala Bagian Kesra Setda Kabupaten Bantul, Pembimas Buddha DIY, Ketua Bidang Hukum Persatuan Umat Buddha Indonesia PERMABUDHI DIY, serta segenap umat Buddha yang berbahagia.

Dalam kegiatan ini narasumber memberikan materi mengenai “Mewujudkan Keluarga Hitta Sukhaya”. Hitta berarti pikiran, kondisi. Sedangkan Sukhaya berarti keluarga. Hitta Sukhaya berarti keluarga yang sejahtera. Keluarga adalah fondasi utama bagi sebuah masyarakat. Kualitas sebuah bangsa sangat ditentukan oleh kualitas keluarga yang ada di dalamnya. Namun seiring perkembangan zaman, tantangan yag dihadapi keluarga semakin kompleks. Ajaran buddha, dengan filosofi dan praktik yang telah diuji, menawarkan solusi untuk membina keluarga yang harmonis, bahagia, dan sejahtera. Agama Buddha memberikan kebebasan kepada umatnya memilih jalan hidup sebagai pertapa atau perumah tangga. Pertapa sebagai bhikkhu/bhikkuni. Menurut ajaran Buddha, pernikahan bukan kewajiban, namun jalan hidup yang dipilih karena yang terpenting adalah kebahagiaan. Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan YME. Dikutip dari Dhammapada, Bab XXIII : Naga Vaga, 328 “Apabila engkau menemukan seorang teman yang sesuai, yang berkelakuan baik dan bijaksana, hendaknya engkau berjalan bersamanya, dengan gembira dan penuh kesadaran mengatasi segala rintangan”. Terdapat 4 pilar pembentukan keluarga hitta sukhaya (samajivina sutta, An 4.55) adalah Saddha (keyakinan) sebanding, Sila (Kemoralan) sebanding, Caga (Kedermawanan) sebanding, dan Panna (Kebijaksanaan) sebanding. Pilar ini yang mendasari agar keluarga dapat mewujudkan kebahagiaan.